Austinasi Prosa
Terdengar seperti kritis, argumen-argumen yang dimasa gue hidup sekarang adalah masa dimana semua informasi dikaitkan dengan istilah hoax, apa-apa hoax, apa-apa hoax dan seterusnya.
walau tak dapat melakukannya secara mandiri, tak dapat berjalan ditempat ramai seperti banyaknya orang. setidaknya, ada suatu tempat dalam penantian. suatu kedamaian yang sangat indah sepintas terlihat dari jangkauan sugesti dan imajinasi diri. mulut ini mungkin berkata lebih tak waras, tapi itulah kenyataannya. bergerak lebih jauh dan lebih lama di tempat ini terkadang tak dapat menguntungkan. kemarahan yang dimarahi, memperkuatkan ego dan berkelit panjang terhadap sirkulasi stimulus yang tak memiliki akhir bak teori big bang kata mereka.
terlihat bagaimana angin membawa selaksa raga harum nan semerbak. tak ayal, sukar untuk dimengerti bahwa berkat ketidakpahaman ini menjadikan gue lebih mengerti sebuah realitas. realitas yang sulit dicerna bahkan melalui firasat dan insting pribadi.
sulit untuk menerima kenyataan bahwa selama ini sudah dibohongi. terlepas dari hal itu, berkutat masalah jantung perihal detakan tak bisa dihentikan. rasa tetaplah menjadi rasa. semua rasa berpusat padanya, seperti rasa lapar ini yang sempat menggoyahkan tubuh dan menjadikan gue gila seperti sedia kala. gue bukan salah satu orang yang kehausan akan itu, gue juga bukan seseorang yang selalu berpikir tentang itu. dalam periode panjang yang disebut waktu, ada sesuatu yang tak dapat dikatakan dengan bijak terkait kesalahan dan perubahan hati, Change of Heart. walau tak selamanya begitu namun fokus tetaplah fokus.
Berpura-pura untuk menjadi ringan tangan adalah keahlian gue selama ini. tak banyak diketahui bahwa apapun tujuan gue, selalu ada masa dimana sesuatu terus berkembang dan gue mulai melihat jalan lain didepan mata. The Illusion of Truth, rekayasa kebenaran selalu mengiming-imingi gue akan sebuah kegalauan besar sepanjang masa, bahkan seumur hidup ini.
hal yang selalu terlintas dalam benak ini tentu tak dapat diasingkan dan dihilangkan, layaknya sebuah energi/gaya. ia berubah wujud antar satu dengan yang lainnya sehingga kedekatan ini membuat gue salut dengan satu inspirator yang tak dapat disebutkan namanya. bukan karena gue bertindak sebagai pendendam, tapi kita memang berada di satu circle yang semua masyarakatnya memiliki topeng. tak terkenal, tak dikenal dan tak ada yang mengetahui satu sama lain.