Opini

Hasil gambar untuk terpurukAdakalanya kebiasaan buruk terngiang. jauh dalam dasar raga yang tak bisa lepas dari ego dan sombong, jauh sebelum rasa yang menjadikan fenomena tak peduli menjadi perasaan menjijikan untuk manusia. disana, entah apa yang dicatat oleh malaikat penjaga.

Keterpurukan sebenarnya telah datang berkali-kali saat gue gak bisa menjaga sustainability dari apa yang menjadi acuan dan pokok untuk dijalani dalam sisa hidup ini. entah, buruknya prasangka menimbulkan kebencian terhadap opini yang tak diinginkan. mata ini haus, kepala ini juga haus. haus akan media, ilustrasi dan teks yang seharusnya ingin gue baca. entah kenapa akhir-akhir ini gue cenderung menyukai informasi yang tidak relevan dan tidak bernilai.

ditengah zaman dimana kebodohan ditularkan secara bijak melalui agen-agen disinofmatif. sedikit mengubah karakter gue menjadi apa yang tertulis di media. what? is that real me? integritas yang gue jaga sejak gue mengenal apa itu arti, ketetapan dan pendirian yang entah bisa bergoyang akibat masa dan lingkungan.

gue benci untuk mengakuinya, tapi sangat muak melihat apa yang terjadi disekitar. ingin rasanya memberontak dan memberitahu orang terdekat bahwa kebodohan ini tertular secara sistematis dan tersusun rapi.

Pro dan kontra mewarnai jalannya masa. tidak seperti saat gue saat berada di Taman Kanak-kanak. masa dimana The Only Truth Revails, masa dimana kebenaran adalah mutlak dan satu. kegembiraan dan pengetahuan berjalan beriringan dan tanpa penyelewangan dan penyusupan informasi. pelajaran paling membahagiakan seumur hidup.

Satu hal yang menjadi lumrah dan wajar di rasa adalah ketika kebiasaan akan hak digunakan secara tak baik. Kebiasaan membuat persepsi sendiri dalam diri berpikir bahwa itulah standar gue. Terkadang, apapun bentuk titipannya, selama sesuatu itu telah ada di sekitar kita bahkan ditangan kita sekalipun, ia secara bebas dan mutlak dapat diklaim secara sepihak.

kabut hitam membuat mata ini tak bisa melihat, hati ini tak bisa merasa dan logika ini mengabaikan statemennya. Entah, kenapa begitu banyak orang konspirasi yang tidak wajar.

Sekarang pertanyaannya, apakah pernah gue melihat masa dimana orang selalu berhati hati dalam bersikap? pernahkan gue merasakan bahwa sejauh ini gue diperhatikan oleh makhluk utusan. dan pernahkan gue merasa pilu ketika ada luka disekitar gue? gue bukan orang jahat. tapi ketidak pedulian gue dan ego untuk diri sendiri membuat gue terbalik.