Waktu, dia adalah partner penting dalam kehidupan sehari-hari kita, dia bahkan memiliki hubungan yang tak terpisahkan dengan apapun yang kita lakukan. Sesekali kita akan merasa kehilangan waktu itu. Kita dapat mengenalnya melalui benda perantara yang kita sebut sebagai “Jam”. Dimasa kita ini, jam tidak harus berupa benda bulat yang berputar dengan bunyi tik toknya, dia bisa kita dapati dari seluler, gadget bahkan PC yang kita miliki. Jika benda yang terhubung dengan waktu adalah benda berhargamu, kita harus memperbaikinya karena waktu tidak pernah istirahat bahkan disaat kita tidur, dan ia akan tetap terus setia bekerja tanpa henti dengan keterbatasannya untuk memberitahu kita tentang waktu. Seiring dengan banyaknya waktu disekeliling kita, tidak menjanjikan bahwa kita tidak akan kehilangan waktu. Kita bahkan mudah melupakannya meski untuk mendapatkannya sangat mudah kita temui, manusia sering melupakan sesuatu yang dianggapnya sangat mudah didapati, kita bahkan sering mengingkari kesadaran itu. Terkadang, banyak orang yang merasa mati dan frustrasi akibat waktu, waktu dapat menyayat pikiran dan perasaan kita dengan spontan bahkan juga perlahan menyakitkan. Berpikir tentang waktu, terkadang kita sering menyalahkan waktu akibat perbuatan kita sendiri, dia adalah sesuatu bisu yang sukar untuk disalahkan, dia adalah korban bisu yang setia memberi kita informasi. Malas, inilah frame penting yang membuat gue pribadi akan menuduh waktu dan mengeluh ketika gue mendapat hal rumit untuk dipikirkan. Entah mengapa malas adalah kata yang sangat benci gue akui. Manusia tak pernah jauh dari sifat malas, terkadang opini dan kebencian yang mengiringi waktu akan menjumpai manusia akan malasnya, dan itu dilakukan oleh manusia. Rasa ego dengan bekal membela diri sendiri dan menyalahkan orang lain adalah kebiasaan kita. Bahkan karena malas dan waktu itulah manusia tidak pernah menjadi makhluk yang sempurna. Betapa sulitnya membagi waktu bagi seorang gue pribadi, meski begitu ketika orang lain menyebabkan gue kehilangan waktu akibat, tanpa melihat celah sendiri gue sangat merasa gondok dengan orang itu. Entah kenapa rasa geram dan tak tahan berada dekat dengan hati ini sehingga membuat gue menyimpan rasa benci yang sulit dihapus, bahkan untuk waktu yang sekejap itupun mampu membuat gue menuduh akan apapun tentang orang yang gue benci. Tak ada hal yang istimewa dengan catatan gue kali ini, entah saat ini gue ingin mengadukan apa yang gue rasa agar tumpah di sini.