Desember, bulan yang selalu nyimpen dan ngeluarin aneka cerita yang enggak pernah berhenti bikin ngakak. bulan paling jelek dalam siklus kehidupan manusia kehidupan yang Lagi-lagi, satu jiwa balik dipanggil Tuhannya hari ini, dan tau? iya dari 7 orang yang ada dilingkaran gua, dari suatu perkumpulan yang suka-suka lu aja dah kalo mau bilang ini adalah sekte.
Kali ini, bukan dari sosok biasa di ingatan gua. 7 orang yang pernah ada di lingkaran spiritual yang enggak bisa gua bilang besar, tapi juga enggak kecil. Lingkaran unik dengan cerita dan kisah yang amat teramat banyak banget, tapi semuanya harus diceritain dalam mode samar. Bukan karena harus disembunyiin, tapi karena sifatnya enggak bisa dipahami sama cara pikir manusia yang biasa kayak lulu (haha, berasa ada yang baca aja ya).
Entah apa yang masih tertunda buat dunia ini. Gua enggak ikut-ikutan urusan takdirnya, seterah apa itu janji-janji itu atau macem utang yang belum dilunasin ge. Jujur, kalau ada urusan hutang, gua bodo amat. Gua enggak ngarepin apa-apa dari yang namanya utang, bahkan buat orang mati seperti dia. Orang-orang yang kenal sama gua biasanya ninggalin jejak berupa utang yang dijanjiin dan gua yakin sampe gua mati ga semua bakal balikin. itu bukan ranah gua. Tapi, satu hal yang pasti: gua juga bakal nyusul. Enggak sekarang, mungkin nanti. Tapi gua tau jalan gua. Gua bakal dikejar sama entitas-entitas yang enggak kasat mata, yang bahkan orang lain enggak akan pernah ngerti.
Mencoba membuat gua jadi orang aneh yang sengaja memperumit dirilah, Mereka bakal coba bikin gua hancur, bikin gua gila, bikin gua menderita sampai gua ngerasa jadi jiwa yang sia-sia. Sialnya, gua bisa nebak apa yang bakal terjadi sama gua dalam beberapa minggu ke depan. Rasanya kayak nunggu badai tanpa tau kapan reda. dengan pengetahuan minim namun itu hanyalah satu-satunya takdir.
Meskipun begitu, gua yakin temen gua ini bakal ditoleransi sama Tuhan. Karena gua, dia, dan semua dalam lingkup tujuh orang lainnya bukanlah sekte sesat atau kelompok gelap yang sering dicap sama orang lain. Kita cuma manusia yang salah, yang coba paham sesuatu yang di luar pemahaman umum. Kayak kisah penghuni gua dalam cerita Ashabul Kahfi, karena ternyata dari kita bertujuh lu ga akan percaya kalo salahsatu diantaranya adalah anjing yang juga bisa ngertiin dan ngomong sama kita. Anjing, sebagai sosok yang di agama gua perlu dihindari. toh dari apapun itu kita juga punya tempat kita sendiri, meskipun orang lain enggak akan pernah tau dan sukar buat percaya.
Tapi yaudah, bodo amat. Gua enggak peduli kalau semua yang gua tulis ini cuma dianggap ilusi atau imajinasi biasa. Karena di balik semua ini, gua percaya satu hal: kebenaran itu urusan antara jiwa dan Penciptanya, enggak peduli seberapa samar jalannya. dari sini gua jadi aneh dan samar karna gue membiaskan kata Pencipta padahal gua sendiri satu yang menjadi bermasalah.