Mencermati garis waktu, perbedaan pendapat dan prinsip hidup, saling berbentur dengan ego antar sesama membut gue tak ayal luput dari rasa suka membanding-bandingkan. meski bukan berasal dari diri yang lemah rapuh ini. tapi rasa itu nyata, suatu rasa yang tak ayal menjadikan satu predikasi tinggi dalam tatanan kehidupan bersosial, menjadi penyakit yang dapat menular dan berasa menyedihkan, membuat manusia menjadi salahsatu makhluk tak berarti, menjadi serpihan batu yang merangkak dalam putaran semu di galaksi mati tak bertuhan menurutnya.
Aduh, sesuatu yang abstrak, yang perlahan mulai masuk menyeruak dan hadir kembali dalam benak, yang hanya bisa diterjemahkan oleh hati yang sulit melihat keluasan kehidupan, sarana yang diberikan Tuhan YME secara cuma-cuma untuk hambanya ini, hamba yang merasa menjadi budak ego manusia lain, jatuh, runtuh, tak berguna dan semua kesegalaan yang bising.
Pernah sesekali berharap pada sesuatu yang hanya timbul dari hati, sesuatu yang mungkin adalah skenario terburuk dari keburukan yang ada, pergerakan, pengelihatan, dan semua hal yang tak akan bisa terlihat baik meski kau mencobanya. namun, sekalipun dunia tak berakhir, sekalipun waktu akan terus berlaju sampai saat yang ditentukan. apalah daya semuanya,
Misteri bisa saja terpecahkan, bukan dari sesuatu yang dapat dicuri dan sesuatu yang tak akan pernah ada duanya dimuka bumi ini. detik demi detik mungkin bisa saja terlewati dengan kehampaan. tapi pernah merasa? bahwa setan sudah lebih dahulu memikirkan skema ini, merendahkan, menjatuhkan melalui bisikan semu pada hati kecil yang kotor, kedzaliman yang tak bisa disadari meski kau berusaha memikirkannya