Segelintir kata yang tak pernah terucap olehku saat itu, setitik kata manis yang tak pernah keluar dari mulutku. Entah kenangan apa yang dia berikan untukku, entah apa yanh ada dibenakku saat itu. Aku nggak paham, aku masih begitu muda untuk mengerti dan merasakannya saat itu. Masih begitu polos saat mendengar kata-katanya, tanpa berpikir panjang. Dan akhirnya, aku merasakan kekecewaan yang begitu mendalam, tanpa dia merasakan apa yang saat itu aku rasakan. Ingin rasanya aku membunuhnya, tapi Tuhan meredamku untuk melakukan perbuatan keji itu. Aku berdoa, agar tak ada lagi yang orang yang merasakan hal yang sama sepertiku. Hidupku saat itu dipenuhi tanda tanya besar! Andai aku bisa mengulang waktu itu, tak akan kujalani hidup dengannya dalam beberapa bulan itu. Tapi percuma saja, semuanya sudah terjadi. Tapi Tuhan tak pernah tidur, Ia mengerti akan sakit yang aku rasa saat itu. Hingga akhirnya Tuhan mempertemukan kami (lagi). Seseorang yang jauh lebih baik darinya. Seseorang yang memang sejak dulu kuharapkan. Aku begitu menyayanginya. Aku selalu berdoa, semoga ia menjadi yang terakhir untukku dan menjadi seseorang yang akan selalu setia mendampingiku dalam berbagai keadaan, hingga akhir hayatku…