Shisha, kata yang sepertinya udah ga asing lagi ditelinga kita. Shisha adalah kegiatan menghirup aroma buah-buahan dan tembakau yang dibakar. Shisha merupakan sebuah “gaya” merokok dari Timur Tengah. Perbedaan yang paling mencocol antara merokok dengan shisha terletak pada cara penyajian tembakaunya. Jika rokok dilinting, sedangkan shisha menggunakan tembakau basah yang dimasukkan kedalam tabung khusus yang memiliki selang lentur. Yang unik dari shisha ini, ia memiliki aneka rasa, seperti strawberry, apel, cherry, dll. Tapi, kalo belum dicampur dengan rasa apapun disebut “Jahoul” (warnanya kehitaman). Sama halnya dengan rokok, bagi yang belum terbiasa menghisap shisha akan merasakan pusing. Asap yang dihasilkan shisha juga lebih tebal jika dibandingkan dengan asap rokok. Katanya, kegiatan yang berasal dari negeri-negeri jazirah Arab itu bisa menenagkan sekaligus menyenangkan.
Tapi nih temen-temen, hati-hati ya. Karena menurut penelitian, ketika seseorang menghisap shisha atau rokok herbal , kadar monoksida yang dihasilkan justru tak bisa terukur. Bahkan, dalam satu sesi menghisap shisha, karbon monoksida yag dihirup jumlahnya 4 sampe 5 kali lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh sebatang rokok. Kadar monoksida yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak dan menghilangkan kesadaran. Menurut tim peneliti, memang agak sulit mengetahui jumlah karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari sebatang rokok karena perbedaan inhalasi dari tiap individu. Meski begitu, kadar CO yang dihembuskan oleh orang yang bukan perokok secara normal kira-kira 3 ppm (per sejuta bagian dari udara), pada perokok ringan kira-kira 10-20 ppm, dan 30-40 pada perokok berat. Penelitian menunjukkan, penghisap shisha memiliki 40-70 ppm. Dengan kata lain, shisha memiliki 400-450 kali lebih buruk dari rokok. Penggunaan pipa shisha yang secara bergantian juga dapat menimbulkan resiko, seperti resiko tertular tuberkulosis, herpes, atau infeksi lainnya.
Berikut adalah tipe shisha. Shisha dibagi menjadi 3 tipe :
1) Shisha dengan karbon ringan berjumlah sedikit. 2) Shisha dengan karbon ringan berjumlah banyak. 3) Shisha dengan karbon alami bervolume sedikit. Tar yang terkandung dalam tipe 1 adalah 319 mg atau 32 kali batas yang ditetapkan Eropa untuk sebatang rokok. Untuk tipe 2 mengandung tar 266 mg atau melebihin 27 kali batas rokok. Dan untuk tipe 3 mengandung tar 1.023 mg atau 102 kali melebihi batas rokok. Kadar nikotin yang terkandung pada shisha tipe 1 dan 2 setara dengan sebatang rokok, sedangkan tipe 3 setara dengan 6 batang rokok.
Jadi, meskipun shisha memang dinikmati secara “beramai-ramai”, sepertinya harus bepikir lagi untuk menghisap shisha