dari pagi ini, gue dikejutkan dengan fenomena yang terjadi di daerah kos gue, sleman jogja. peristiwa yang sudah kedua kalinya gue alamin, namun gak separah peristiwa sebelunya. kalo sebelumnya kabut dan debu yang tak henti hentinya mengintari kawasan gue karena angin selalu berhembus yang disebabkan daerah itu diantara rawa dan sawah sehingga ketika angin bertiup, dia akan membuat suatu variabel looping yang dieskseskusi secara terus menerus sehingga terasa bahwa debunya yang masuk kecelah-celah rumah tertiup angin gak berhenti-henti, namun kali ini hanya sebatas hujan debu doang sih. keluarga dan calon keluarga gue juga berwanti wanti buat selalu menggunakan masker karna debu vulkanik yang disebabkan oleh yang namanya gunung kelud itu, kalo debu itu sampe terhirup akan merusak salahsatu organ tubuh gue yaitu jantung, meskipun gue udah make masker tapi rasa detupan jantung gue tetep beda, namun setidaknya ini bisa dijadikan sebagai cara untuk meminimalisir efek peristiwa yang ditakutkan. jalanan dan seluruh sisi dari kos gue tertutup oleh yang namanya debu kecoklatan ini, tidak diragukan lagi mobil mobil didaerah gue persis seperti nuansa diamerika, waktu pada mobil mobil ditutupi oleh salju putih yang membekukan pintu mobilnya, maksudnya mengingatkan gue tentag slide dari dosen waktu ada materi lingkungan bisnis kemaren. 
gue coba sapuin daerah dikos gue karena kos tempatnya dipaling depan rumaj dan tepat didepannya polsek depok timur, jadi yang paling merasakan kalo ada kotor itu tentunya gue, gue melakukan hal rutin menyapu ini ternyata salah. Pertama, debu itu balik lagi karena ternyata suasa hujan debu masih belum berhenti, kedua jalanan yang tertutupi debu hingga beberapa sentimeter itu gue siramin dengan niat debunya gak nyebar lagi ke kos gue seperti orang orang waktu nyiramin debu dipinggir jalan raya itu looh, namun karena debunya tebel tebel dan gue enggak nyapuin itu dulu, jadinya kawasan sekitar kos gue malah becek, dibel, dan separonya licin, mengenaskan!!! baru kena musibah dikit aja efeknya malah kemana-mana. kerasa bener pasti apesnya ke yang lain.
Dalam batin gue, gue pengen tau apakah ada orang yang akan mengeluh kepada pemerintah dengan hal ini? kalo banjir yang ketara salahnya ada dimanusia sekitar aja pemerintahnya terus yang disalahin, lah ini? gue pengen tau, bagaimana caranya orang mencari-cari kesalahan orang padahal sendirinya enggak mau turut andil dalam merasakan bagaimana cara menuntaskan atau setidaknya mencari solusi yang tepat. buat sodara sodara gue yang ada probolinggo, semoga mereka tetep baek-baek aja disana