Pikiran? ringan yang tidak begitu

Hidup yang penuh dengan sekelibet perhitungan, baik dalam pikiran maupun konsekuensi dari pilihan—entah pilihan sendiri atau orang lain. Anehnya, sering kali situasi yang datang jauh berada di luar ekspektasi. Jujur, gua kira hidup ini akan berakhir cepat. Tapi ternyata, waktu terus menyeret, dan Tuhan masih memberikan kesempatan untuk merasa lebih menderita lagi. terlalu banyak varian yang belum gua rasain mungkin wkwkw ????

Kalau benar-benar pasrah, bukankah mestinya cuma diam? Menunggu takdir bekerja, menanti kapan nyawa ini dicabut. Tapi kenyataannya? Mata ini tetap melihat, jemari masih mengetik, dan pikiran terus berputar seperti biasa. Bahkan, entah kenapa sarkasme semakin menjadi-jadi. Seakan makin sarkas dan makin berani untuk membanting perasaan menggunakan ketidakwarasan akal yang terbiasa ini.

Lucu rasanya membayangkan, kalau sudah berhasil mati, rasanya pasti lega. ???? Tapi siapa yang tahu? bahkan ketika kata ini gua ajukan, semuanya nampak ga jelas dan sekeliling gua cuma bilang ga akan terkabul karna banyak orang yang sayangin gua. alah tai

Di hidup ini, semuanya seperti siklus. Apa yang tak berguna, ya dibuang. Sepah dibuang. Begitu juga gua. Seolah bertanya ke semesta, ayo, apalagi yang perlu diobrak-abrik? Karena jujur saja, harga diri pun sudah gua lempar jauh sebelum semuanya jadi begini.

Namun, meskipun semua terasa kosong, dunia terasa bohong, dan jiwa juga kopong, ada satu hal yang masih tersisa. Meski tidak bisa menebus, tapi akan dilakukan. Entah apa bentuknya, gua hanya tahu bahwa apa pun beban ini harus tetap dihadapi. Walaupun kenyataan tak berubah, apalah daya dengan hari-hari yang selalu berat seperti biasanya, tebangun dengan sesak rasa.

Begitulah hidup, selalu penuh ironi. Di satu sisi, ingin menyerah. Di sisi lain, masih terus berjalan—meskipun arah pun memang tak bisa sejelas dulu lagi