Bergeming dan terlalu fokus dengan keadaan, penimpaan ngawur acak yang kebetulan selalu berpapasan menyudahi diri menjadi target empuk tak terelakkan. menjadikan satu dari banyaknya bagian insting bekerja dengan sangat responsif seraya bertanya apakah begitu? apakah diantara bermilyaran kemungkinan yang terjadi, nasib buruk memang menyertai diri yang sudah tak memiliki tujuan akhir kecuali legacy? emang musti begini? emang harus diperumit hingga menjadikan kejadian acak menjadi satu-satunya kerjaan tuhan yang tak ingin makluk merangkak kecil dengan casing tubuh rapuh yang hanya diselumuti oleh daging dan darah ini berjalan dengan aman di tumpukan batu-batu di galaksi mati tak bertuhan ini?
Sebelumnya, dikehidupan dan ruang yang sama namun bergeser ke waktu yang lebih lama jika dikalikan dengan ribuan milenium ( tau kan? serebu dikali serebu!) karena aturan mainnya adalah alam bego! baka! merazia akal mungkin adalah kelumrahan, membuat degup jantung kencang bukan karena suatu perasaan namun hanya karena besitan dan sayatan tak terduga dari makhluk kecil yang luntang-lantung yang dipertahankan oleh tuhan kehidupannya. tak tau diri! tak pernah mengerti dan selalu menjadi karakter yang menghempas-tarik kehidupan bak cangkang maut. apa hanya akal yang dirazia? bahkaan jika ditanya pada takdir dan nasib, mau taruhan sampe kapanpun tuhan tak akan mau menjawab meski ia bisa dengan mudahnya melakukan hal tersebut.
Doktrin terkait permasalahan seringkali diungkap oleh makhluk yang sebenarnya tak pernah tau aturan mainnya. bacot besar yan gkeluar dari gagasan simpel buat kapasitas minim dari sipenceloteh, bak template. bak akun-akun medsos ig atau tiktok yang dominan menjabarkan sampah ketimbang isi otak. ngefek? iyalah! kehidupan yang otak dan nalar digantikan dengan visual tak terbatas, membuang semua persediaan kehidupan yang salahsatunya adalah harta.
Biarkan tak menjawab, bierkan pura-pura tak tau karena pada akhirnya toh hidup memang sejahat itu. bahwa kehidupan memang tak selaras dengan apa yang diajarkan dibangku sekolah. tak pernah nyata dan substansinya pun tak bisa ditelaah. pemain yang dapat memainkan segerombolan binatang yang diangan-angankan adalah dombanya, ya domba yang tersesat dalam kitab taurat.
Trus? bercerita pada kehidupan yang mana yang dapat memuaskan hasratnya?