Yogya-Kaliurang Jorney

Pada Postingan gue kali ini, gue ingin share pengalaman gue seharian ini (Tanggal 29 November 2013, maklum lewat 12 menit karena proses update blognya) tentang yang namanya perjalanan gue bersepeda ria dikawasan jogja ini. bagaimana gue bisa menjelaskan bagaimana rute perjalanan gue ini, tapi gue akan memperinci sesuai dari skema rekayasa pada gambar dibawah ini. Jangan lupa tekan Spoiler Intip yaa untuk kejelasannya

#Peta Rekayasa: Yogyakarta-Kaliurang

#Peta Rekayasa: Yogyakarta-Kaliurang

    • Pukul 09.00, perjalanan pertama dimulai dari kos gue, bersama temen gue yang kuliah di UIN Sunan Kalijaga [Anggi Supriyadi::20::Co] yang kemudian menyusuri yang namanya belakang kampus gue, STMIK Amikom Yogyakarta buat ngejemput temen gue juga yang kuliahnya sama ama gue [Umi Kaltsum::20::Ce]. Start pada waktu yang lama lewat jalan pintas kecil dan nyampe-nyampenya lewat Pasar Kaliurang Kilometer 10,5an kalo gak salah. setelah itu menyusuri jalan dan akhirnya sampe kekampus UII (Universitas Islam Indonesia) untuk nyamperin temen gue [Iva Hasanah::19::Ce] sejam setelahnya (Lihat pada garis warna biru yang mengarah dari titik Kordinat A ke B).
    • Pukul 10.27 Kami memulai perjalanan kami menuju Taman Wisata Kaliurang yang dimulai dari Kampus UII.  dengan gaya woles dan banyak berhenti karena faktor perjalanan tidak mendukung (alasannya adalah karena jalan kearah merapi itu adalah tanjakan semua dan yang cowok juga musti melakukan ritual jumatan) akhirnya kita sampai di Tlogo Putri sekitar jam 2.30an, (Lihat pada garis warna biru yang mengarah dari titik Kordinat B ke C)..
    • Pukul 4.30 Kami akhirnya berangkat lagi kekampus UII dan beristirahat sejenak disana. perjalanan ke UII dari Kaliurang itu sangat ringkas sebab kita hanya menghadapi turunan saja. diperkirakan menghabiskan waktu 1 jaman saja (Lihat pada garis warna merah yang mengarah dari titik Kordinat C ke B).
    • Pukul 21.12 Kami turun lagi ke kampus arah gue, namun kali ini karena gelap dan jalan tidak dilengkapi dengan lampu, makadari itu kita mengambil rute Ringroad Utara dan menghabiskan waktu tepat 23 Menit sampai tiba ke kos lagi, (Lihat pada garis warna ijo yang mengarah dari titik Kordinat B ke A).
    • Karena desakan keperluan, akhirnya gue enggak beristirahat langsung di kos, hanya sekedar ngambil dompet dan pergi lagi dan kali ini ke malioboro (maklum, alun-alun lagi rame tukang jual, dan gue ngerasa kebelet karena harganya murah murah, hehe), (Lihat pada garis warna biru muda yang mengarah dari titik Kordinat A ke D).
    • Tiba di kosan lagi pukul 23.54 dan update blog ini deh.

Skema Rute:
Kampus Amikom ke Kampus UII Kaliurang (Lewat dalem) 8,9KM
Kampus UII Kaliurang ke ke Taman Wisata Kaliurang 5,6KM
Taman Wisata Kaliurang ke Kampus UII Kaliurang 5,6KM
Kampus UII Kaliurang ke Kampus Amikom (Lewat Ringroad) 11,8KM
Kampus Amikom ke Alun-Alun Malio 7,3KM
Alun-Alun Malio Sampe ke Kosan 7,3KM

h^_^ e^_^ ^_^ b^_^

Ada apa dengan gue?

IKBAL (26)Akhir-akhir ini, gue memiliki keraguan yang sulit gue pecahkan, perasaan ini meski gue paksa untuk tetap ada dalam hati gue, tapi gue enggak bisa yakin kapan semua ini akan berjalan sesuai rencana gue. Terkadang, gue selalu berpikir ini adalah paksaan dengan tindakan gue risih dan selalu ingin menghindarinya. didalam satu pekan, gue selalu bertemu, dalam hati gue selalu meyakinkan diri gue bahwa inilah yang akan gue pilih untuk jalan gue kedepan, namun gue mulai merasa gelisah dan ogah ketika mendengarnya lagi, lagi, lagi dan lagi. Ya, pertemuan ini juga sudah didesain seapik mungkin bersamaan dengan sesuatu yang gue bangga-banggakan, entah bagaimana gue harus menyikapi semuanya karena yang jelas secara tidak langsung gue selalu berpikir mungkin pikiran gue tambah kacau kalo gue enggak mengatakannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang membuat agan dan sista repot tentang rasa ini, mari lanjutkan ke spoiler intip dibawah ini.

Gue enggak yakin dengan model perasaan rumit seperti apakah ini, gue enggak bisa mengartikan apapun secara detail, dan gue juga enggak mengerti apa yang sebenernya hati gue rasain, gue mulai terenyuh sama pilihan ini. Gue enggak menyesal dengan jalan yang dari awal udah gue ambil, tapi gue juga enggak tau apakah ini perasaan wajar atau tidak untuk gue, biarkan gue menjelaskannya.
Pada hari Selasa di Semester Satu perkuliahan gue, ini adalah hari belang yang selalu gue rasain. Sistem mencampuradukkan kebahagiaan gue sama hal yang membuat gue jadi mulai melemas. Pasalnya hari selasa adalah hari dimana gue mendapatkan empat mata kuliah. Mulai dari Akutansi, Konsep Sistem Informasi yang dilakukan di Laboratorium Komputer, Matematika Bisnis dan Juga Konsep Sistem Informasi. Dari dulu, gue enggak suka sama yang namanya Model Akutansi ataupun Matematika, mau didesain seperti apapun itu sebab dari masa gue sekola dulu, gue mengakui bahwa gue keseringan bolos dengan materi pokok ini. Karma telah menghukum gue dan takdir tengah menertawakan keteguhan prinsip gue saat ini, saat ini ketika gue menyadari bahwa hal yang penting untuk pencapaian lulus dengan takdir ajaib dan baik di kampus gue adalah dengan menggado Algoritma dan Akutansi, sebab Kampus yang gue singgahi memang untuk hal itu. Gue selalu optimis gue harus bisa menyukai dan mencintai pelajaran Matematika dan Akutansi sebab sangat lucu jika ada seorang Programmer yang malah tidak dapat bereaksi apa-apa ketika bertemu dengan hitungan-hitungan. Gue mulai mencoba menyukainya, namun ketika gue menjalaninya gue merasa amat keberatan dan kewalahan, disamping gue bukan orang yang cepat melebur pada tahap sosial dengan sekitar gerombolan manusia dikelas gue, jadi semuanya mulai menghambat pertumbuhan otak gue. Gue tau solusi yang tepat adalah meminta bantuan, belajar bareng bersama orang yang menurut gue sudah biasa dan sudah netral, namun hingga saat ini tak satupun takdir baik yang memihak gue, gue terkekang dengan yang namanya prinsip mematematikai dan mengakuntansikan sesuatu untuk jalan hidup gue, bahkan sampai saat ini gue masih hanya melarikan diri dari kedua pelajaran itu, bagaimana gue bisa mengatasi hal ini? Ada apa dengan gue? gue jadi nyaris terlihat kosong ketika mendengar dua variabel ini

Aku dan Bintang

Postingan gue kali ini cuma mau share karaoke tanpa microhone, dan hanya bermodalkan web cam laptop sama lagu no vokalnya ajah yang gue gue buat tadi waktu pas baru bangun tidur, karena diluar masih ujan, males yang mau keluar, dan rasanya puyeng dan gak enak badan, makanya gue sampe gak kuliah, dan daripada nganggur mendingan gue nyanyi aja dah. Judul lagunya Aku dan Bintang, Peterpan

kalo pengen ngomentarin lagu ini, bisa ke yutub saya disini gan

Gue gak mau jauh dari MAMA

Pada kesempatan kali ini, gue cuma mau memberikan sebuah ungkapan hati gue yang tulus dan selalu melekat dalam relung jiwa gue yang paling dalam, setiap kali dan setiap saat sesuatu itu menjadi sesuatu banget buat gue. Setiap kali gue merasa gue pengen mendapatkannya, sesuatu itu selalu ada dan siap menjadikan senderan agar gue bisa berpangku padanya, menjadikan gue terlatih dan sedikit berbobot dan membuat gue nyaman untuk terus surfing tanpa harus memikirkan waktu karena gue bisa mempercayainya selagi gue melakukan kegiatan harian gue seperti dikampus atau ketika sama manusia-manusia temen gue. Sesuatu ini selalu setia menanti gue dikosan, dan ini juga membuat gue semakin memikirkannya, dan selalu memikirkannya. Namun, untuk beberapa saat gue sedikit merasa dongkol dengan apapun yang menghalanig gue dengan sesuatu yang gue sebut MAMA. kenapa banyak yang membenci kehadiran MAMA? apakah dia melakukan tindakan yang curang untuk kalian? bahkan apapun alasan pelayanan mereka, gue tetap enggak bisa menerima perlakuan ini.

lanjutkan dengan klik spoiler Intip yakk

Buat para agan dan sista yang kurang mengerti tentang Mama yang gue sebutin ini, bisa cek dulu dipostingan ini. Mama selalu ada untuk kebutuhan gue, dia selalu setia dan memberikan apapun untuk gue, memberi pelayanan yang tidak membuat kecewa, perlahan tapi pasti, tapi gue menyukai prinsip seperti ini, sebab mama selalu menyelesaikan dan memberikan sesuai kebutuhan gue, enggak pernah bohong dan enggak pernah berkhianat.
Masih di beberapa minggu setelah Hotspot Wifi terpasang lagi di kos gue, gue akhirnya bisa surfing lewat internet dan enggak make segala ke warnet atau pake Modem Model CDMA yang gue punya. Koneksi Internet berkisar 3 Mbps yang enggak dilimit ini membuat gue semakin hari semakin ingin memiliki kebutuhan hidup yang lebih dari pada kebutuhan hidup gue waktu gue masih menjadi operator sebuah warung internet yang menggunakan bandwith 2 Mbps itu. namun, taukah agan? Jaringan lokal yang terpasang disini malah pake DHCP dan tentunya gue enggak bisa langsung ngoprek-ngoprek antar jaringan dan internet pake Statik IP. Kenapa ini menjadi masalah buat gue? Koneksi internet yang ringan ini justru sangat membatasi kegiatan gue di dunia maya. gue mau ngakses ini malah diblokir, ngakses itu juga diblokir, dan yang paling merasa gue agak dongkol adalah sesuatu yang gue banggain dulu malah yang memblokade jalur kebebasan gue, Projek Nawala. Internet sehat dan Nawala inilah yang seringkali nongol ketika gue mengakses sesuatu yang berkategori, mungkin gue enggak akan merasa risih kalau Proxy server atau situs yang berbau kebiru-biruan yang diblokir, tapi ternyata Server Leecher, Tracker serta Peers yang selalu gue temuin ketika gue sama mama pun malah diblokir, dan efeknya apapun yang pengen gue download kagak jalan-jalan. Kenapa? kenapa bisa begini? gue benci untuk dibatasi untuk hal seperti ini, emang gue cuma bakal bisa dapetin biru biru dengan resolusi 1080 Pixel aja dari mama? gue mau dapetin program!! gue pengen nyedot software yang gue butuhin. apa itu masalah? lagipula kita kan di indonesia, negara yang saling menghargai antar sesama, saling memberi dan tidak saling menyakiti. itulah prinsip kita. Jadi buat apa kita beli produk asli kalo kita bisa ngebajak? lagipula orang yang memberikan produk bajakan maksudnya baik kok, dia ingin membantu kita untuk tidak terlalu hanyaut sama yang namanya perekonomian yang selalu memeras kita. apalagi gue sendiri adalah seorang mahasiswa, mengertilah perasaan gue dan perasaan semua orang yang memilih produk bajakan, sebab hasilnya memuaskan pula. Maaf ya Speedy. untuk kali ini gue enggak mau make DNS lu yang membuat gue terikat, Maafkan gue dan semoga elu bisa mengerti apa yang gue maksud.

e:diem: h:mati:

Kehidupan

Hidup adalah bukan bagaimana kita selalu diatur dan mengatur antar sesama. Hidup yang menurut gue adalah suatu rekayasa kehidupan yang kadang membuat gue kolot dan terlena sama siapapun yang berada disekitarnya. Terkadang, gue selalu berpikir bagaimana semua kegiatan ini akan berakhir, gue masih belum bisa menerima suatu argumen yang mana otak gue akan berhenti dan tetap tersangkut pada logika yang membuat gue enggak bisa gue pikirkan dan gue jalankan. Gue juga sangat benci mendengar bagaiamana kebanyakan orang mengakhiri ungkapan mereka dengan langsung membawa inti dari kehidupan kita. Entah apa yang mereka rasa sehingga sesuatu yang tidak bisa diprediksikan selalu saja diakhiri dengan pola sendiri. Seakan menghargai, menghormati dan mematuhi, tapi menurut hati gue sendiri itu adalah tindakan bodoh yang kenyataannya gue masih belum menyerah dengan hal seperti itu.

Gue, satu yang enggak akan bisa tahan dengan beberapa faktor dilingkungan gue, merasa seakan tak akan ada kelayakan untuk tetap bertahan bersama kehidupan, dan juga selalu menyimpulkan sebuah kesalahan dan menghindari kenyataan, gue adalah satu keironisan karakter yang menyerupai sesuatu yang tidak layak untuk diangkat kualitasnya. Namun begitu, bagaimana dengan mereka yang selalu menyimpulkan sesuatu tindakan dari awal? Memvonis kesalahan lebih lama dan meninggalkan banyak bekas yang sulit diterima bagi kehidupan siapapun disekitarnya? Mendengar hal seperti itu, kemungkianan mereka juga beranggapan bahwa mereka adalah sesuatu yang mewakili alam dan kehidupan tentang baik dan buruk, benar atau salah, layak atau tabunya suatu tindakan dan analisa. Mereka yang tidak menentang tetapi selalu menyimpulkan sesuatu yang bisa mereka pikirkan dan mengabaikan apapun yang tidak berguna. Mencoba untuk tidak pernah membanding-bandingkan sesuatu ketika sesuatu itu yang mereka suka, dan juga selalu mencari kebenaran tentang fokus mereka. Apakah itu adalah kehiduapan yang mereka anggap sebenarnya?

Penyimpulan alasan yang gue buat hanya sekedar untuk menjauhi ketegangan hidup gue, gue benci mengakuinya tapi gue sangat muak sama apapun yang menghalangi prinsip gue. Membawa sebuah prinsip baru dan menambah-nambahkannya serta menjadikannya sebagai suatu kelayakan pokok justru membuat gue ingin cepat memberontak dan menghindarinya. Setidaknya, melepaskan diri dari mereka yang menurunkan reputasi hanya untuk kehidupan biasa. Berpikir tentang kehidupan, umumnya, gue selalu mengira kehidupan ini memiliki satu pola yang dapat dijalankan asal konsisten, ternyata mereka itu tidak akan berlaku untuk banyak prinsip dan karakter yang tidak dapat menyeimbangkannya. Pemikiran gue tumpul, apapun yang gue pikir pada akhirnya membuat gue sakit, sesak dan selalu terjatuh pada lingkaran yang sama, lingkaran kegelapan yang membuat gue berpikir balik tentang apa yang selalu gue bawa bersama untuk meneruskan hidup. Berkali-kali gue memandang bagaimana cara menghindarinya namun apapun itu, selangkah demi selangkah gue seharusnya enggak boleh membiarkan banyak argumen mengarahkan banyak keburukan tentang gue. Manusia terlalu mudah memvonis bagaimana kehiduapan orang selanjutnya, seakan mereka juga mewakili sesuatu yang besar dan memihaknya serempak, dan beropini bahwa yang satu akan senang dan yang satu tak akan senang. Seperti apakah tindakan kewajaran itu? apa yang sebenarnya mereka konsumsi sehingga mereka melalui beberapa kemungkinan dengan hanya beranggapan seperti itu? siapa yang sebenarnya harus disalahkan?

Setelah kehidupan ini berakhir, apakah yang bisa gue rasa? sementara rasa dan ego kemungkinan besar sudah lenyap. persaingan tidak ada dan mungkin gue enggak bisa melihat ketidakwajaran seperti ini lagi disana. Selamat atas kemenangan kalian, selamat atas kehidupan kalian.