Hidup adalah bukan bagaimana kita selalu diatur dan mengatur antar sesama. Hidup yang menurut gue adalah suatu rekayasa kehidupan yang kadang membuat gue kolot dan terlena sama siapapun yang berada disekitarnya. Terkadang, gue selalu berpikir bagaimana semua kegiatan ini akan berakhir, gue masih belum bisa menerima suatu argumen yang mana otak gue akan berhenti dan tetap tersangkut pada logika yang membuat gue enggak bisa gue pikirkan dan gue jalankan. Gue juga sangat benci mendengar bagaiamana kebanyakan orang mengakhiri ungkapan mereka dengan langsung membawa inti dari kehidupan kita. Entah apa yang mereka rasa sehingga sesuatu yang tidak bisa diprediksikan selalu saja diakhiri dengan pola sendiri. Seakan menghargai, menghormati dan mematuhi, tapi menurut hati gue sendiri itu adalah tindakan bodoh yang kenyataannya gue masih belum menyerah dengan hal seperti itu.
Gue, satu yang enggak akan bisa tahan dengan beberapa faktor dilingkungan gue, merasa seakan tak akan ada kelayakan untuk tetap bertahan bersama kehidupan, dan juga selalu menyimpulkan sebuah kesalahan dan menghindari kenyataan, gue adalah satu keironisan karakter yang menyerupai sesuatu yang tidak layak untuk diangkat kualitasnya. Namun begitu, bagaimana dengan mereka yang selalu menyimpulkan sesuatu tindakan dari awal? Memvonis kesalahan lebih lama dan meninggalkan banyak bekas yang sulit diterima bagi kehidupan siapapun disekitarnya? Mendengar hal seperti itu, kemungkianan mereka juga beranggapan bahwa mereka adalah sesuatu yang mewakili alam dan kehidupan tentang baik dan buruk, benar atau salah, layak atau tabunya suatu tindakan dan analisa. Mereka yang tidak menentang tetapi selalu menyimpulkan sesuatu yang bisa mereka pikirkan dan mengabaikan apapun yang tidak berguna. Mencoba untuk tidak pernah membanding-bandingkan sesuatu ketika sesuatu itu yang mereka suka, dan juga selalu mencari kebenaran tentang fokus mereka. Apakah itu adalah kehiduapan yang mereka anggap sebenarnya?
Penyimpulan alasan yang gue buat hanya sekedar untuk menjauhi ketegangan hidup gue, gue benci mengakuinya tapi gue sangat muak sama apapun yang menghalangi prinsip gue. Membawa sebuah prinsip baru dan menambah-nambahkannya serta menjadikannya sebagai suatu kelayakan pokok justru membuat gue ingin cepat memberontak dan menghindarinya. Setidaknya, melepaskan diri dari mereka yang menurunkan reputasi hanya untuk kehidupan biasa. Berpikir tentang kehidupan, umumnya, gue selalu mengira kehidupan ini memiliki satu pola yang dapat dijalankan asal konsisten, ternyata mereka itu tidak akan berlaku untuk banyak prinsip dan karakter yang tidak dapat menyeimbangkannya. Pemikiran gue tumpul, apapun yang gue pikir pada akhirnya membuat gue sakit, sesak dan selalu terjatuh pada lingkaran yang sama, lingkaran kegelapan yang membuat gue berpikir balik tentang apa yang selalu gue bawa bersama untuk meneruskan hidup. Berkali-kali gue memandang bagaimana cara menghindarinya namun apapun itu, selangkah demi selangkah gue seharusnya enggak boleh membiarkan banyak argumen mengarahkan banyak keburukan tentang gue. Manusia terlalu mudah memvonis bagaimana kehiduapan orang selanjutnya, seakan mereka juga mewakili sesuatu yang besar dan memihaknya serempak, dan beropini bahwa yang satu akan senang dan yang satu tak akan senang. Seperti apakah tindakan kewajaran itu? apa yang sebenarnya mereka konsumsi sehingga mereka melalui beberapa kemungkinan dengan hanya beranggapan seperti itu? siapa yang sebenarnya harus disalahkan?
Setelah kehidupan ini berakhir, apakah yang bisa gue rasa? sementara rasa dan ego kemungkinan besar sudah lenyap. persaingan tidak ada dan mungkin gue enggak bisa melihat ketidakwajaran seperti ini lagi disana. Selamat atas kemenangan kalian, selamat atas kehidupan kalian.