Hari sial merupakan keseluruhan tempat bernaung semua keluh kesah ego dan teriakan masif atas apa yang terjadi pada sesuatu atas apa yang tuhan lakukan, menjadi perantara tak tertandingi karna tak dapat berkutik karena kesenjangan status. dimana makhluk yang tercipta atas daging darah yang seharusnya tak pernah berhak mempertanyakan. Memberdayakan seluruh kemampuan untuk berpikir sesuatu yang tolak ukurnya tak akan pernah sampai mau bertapa sejauh apapun dan menjadi jenis sage apapun. Bahasa membunuh sesaat sebelum mulut ini berucap. tersimpan sementara dalam pikiran lalu menyerang kesemua aspek.
Situasi-situasi terdalam dimana berbicara hanya akan membuat keruh keadaan. tapi, perlu dicatat mau apapun usahanya, bahwa hal-hal yang menyakitkan mau berapakalipun dilewati, ia tak akan membuat kebal. tidak seperti obat-obat yang dibuat oleh perusahaan farmasi yang terkadang kita harus menuangkan kadar levelnya agar berefek.
Untuk sesuatu yang semu, berkutat pada perlawanan diri terhadap apa yang terjadi. batin bergemuruh meski yang lainnya membisu. menciptakan perang antar ideologi di diri sendiri. entah tak perlu membaca catatan apapun, tak perlu mengetahui situasi apapun, ideologi dan benak tak dapat diurai. setidaknya dari semua stateman yang ada, Sesuatu telah direnggut dan saya mengarungi semua kebodohan dan membiarkan diri hanyut. berpura pura betah dalam ketidaknyamanan.
ingin rasanya mati dalam fenomena seperti ini, mati seperti orang-orang goblok yang banyak gue temui dalam beberapa media masa ternama atau yang biasa aja. ternyata, virus seperti itu juga bisa dialami oleh orang seperti gua yang selalu dapat menelaah dan memecah semua keraguan dan permasalah untuk tetap tenang pada masanya. semuanya memiliki expiration date and time yang tertutup pada label kasat mata sehingga tak pernah tau kapan mulainya dan sejauh apa dampaknya.