Gausah bilang tentang cahaya

Saya tahu, kadang merasa seperti ini hanya ilusi. Namun, merasakan dalam beberapa hari terakhir membuat saya sadar. Berusaha menyangkal siapa yang salah atau siapa yang benar, tidak akan pernah ada gunanya. Mau mencoba mencegah seperti sebelumnya—saya terlindas. Bahkan saat saya diam, mengikuti alur dan meratapi roda besar yang tajam itu, saya hanya bisa bertanya-tanya: apakah ini tidak bisa berubah?

Ada kalanya, kita mungkin lebih tertarik dengan istilah menyicil ketimbang menjaga apa yang ada. Seperti penyakit yang sering muncul tiba-tiba; saat menyadari adanya gejala, seringkali sudah terlambat. Manusia memang penyakit terhebat ciptaan Tuhan, menjadi pembawa manipulasi yang tak kasat mata. Mereka tersenyum, mereka tertawa, tapi di balik itu, luka tersembunyi menanti.

Ya, saya melihatnya. Namun, meski mata saya menyaksikan itu, tetap saja ada sesuatu yang tidak terlihat. Sebuah ironi dari keberadaan yang terus-menerus berulang. Semuanya sama. Semuanya selalu begitu. Tak akan pernah ada perubahan, sama seperti kita tak bisa bernafas tanpa terlebih dahulu menghembuskan udara yang sama.

Dunia ini, katanya, sama untuk semua orang. Tetapi kenyataan hidup tidak pernah pasti apakah tetap sama bagi setiap individu. Apa yang kita anggap tak berubah, mungkin adalah ilusi dari waktu yang melumpuhkan. Dunianya sama, namun kenyataan hidup tak pernah bisa dipastikan tetap sama.

Dan di sini, saya teringat sebuah barisan kata dari lagu, ‘Menatap matahari pun aku tak mampu.’ Begitu banyak hal yang kita pikirkan bisa dilakukan, tetapi kadang kenyataan mengungkap bahwa bahkan hal sederhana pun menjadi mustahil. Matahari ada di sana, menyinari, tapi kadang sinarnya terlalu menyakitkan untuk dilihat langsung.

Hidup terus berjalan. Sama seperti roda tajam yang terus berputar. Tapi di balik semua itu, apa yang kita cari? Apa yang kita coba capai? Tidak ada yang benar-benar tahu. Mungkin itu sebabnya kita terus mencoba, meski seringkali gagal. tapi sebentar? gua ga berusaha buat peduli semua ini, lebih dari apapun, meskipun memang kegagalan adalah berkat yang katanya mahakuasa dari entitas atau dzat superior yang pernah disebut oleh manusia dari catatan-catatan apapun dan manapun. kembali kepada hidup akan tetap terus berjalan, semua melesat menjadi kekacauan yang memiliki banyak pola, bahkan tak sadar melingkar dan memutar bak ouroboros